Selasa, 01 Januari 2013

SEMPU ISLAND "HIDDEN PARADISE"


Pulau Sempu terletak di sebelah selatan Pantai Sendang Biru Kab. Malang. Dari kota Malang jarak tempuhnya kurang lebih 75 km, sekitar 2 jam perjalanan dari kota Malang. Pulau Sempu memiliki daya tarik tersendiri bagi touris domestik maupun mancanegara karena Pulau Sempu masih sangat alami dengan keindahan alamnya yang sangat angggun dan menawan.



Pulau Sempu yang berdekatan dengan Samudera Hindia juga memberikan nilai plus karena kita bisa melihat langsung keindahan Samudera Hindia dan ikan Lumba-lumba khas Samudera Hindia yang berada di balik tebing Pulau Sempu.



Sebuah pulau kecil TANPA PENDUDUK yang terletak di bagian selatan Kabupaten Malang. Pulau ini termasuk di wilayah Pantai Sendang Biru. Sempu merupakan pulau yang difungsikan sebagai cagar alam.
Yah, tentu saja karena dijadikan cagar alam maka pulau ini hanya dihuni oleh flora dan fauna saja…tidak manusia yang menetap di sana. Oleh sebab itu pulai ini masih sangat alami, pantai-pantai di Sempu juga masih sangat alami, seperti belum dijamah manusia.

The Beach (2000), salah satu film yang dibintangi Leonardo Dicaprio, merupakan film yang memiliki latar belakang yang indah yakni Pulau Phi-Phi di Thailand. Pesona keindahan alamnya, memancing banyak orang untuk berkunjung kesana. Beruntung bagi warga Indonesia bahwa pesona keindahan alam tersebut dapat dinikmati tanpa harus terbang ke Thailand. Pulau Sempu, salah satu pulau di Indonesia yang acapkali disamakan dengan latar belakang film The Beach ini. Sebuah pulau kecil di selatan Pulau Jawa ini merupakan salah satu asset pariwisata yang dimiliki Indonesia. Keperawanannya pun relatif terjaga karena tergolong sebagai salah satu cagar alam yang dilindungi pemerintah Indonesia. Selain pesona alam yang indah, beragam flora dan fauna juga ikut mewarnai keindahan ciptaan Sang Khaliq ini. Bagi para Pecinta Alam Indonesia, pulau ini layaknya tempat bulan madu yang menawan.



Secara geografis, Pulau Sempu berada ± 90km di selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pulau yang memiliki luas sekitar 877 Ha ini, merupakan merupakan sebuah cagar alam yang berada dibawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam provinsi Jawa Timur.

Cagar alam merupakan suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami (Sumber: Wikipedia). Berbagai jenis fauna seperti Babi Hutan, Kancil, dan konon katanya juga terdapat Macan Tutul serta bermacam-macam burung terutama Burung Rangkong. Tentunya selain fauna, Keseimbangan ekosistem flora juga diperhatikan di cagar alam ini. Cap sebagai Cagar Alam membuat pulau ini menjadi sangat nyaman bila dikunjungi.

Setelah kita sampai di Pantai Sendang Biru, sebelum menyeberang ke Pulau Sempu, kita harus melapor dulu ke BKSDA yg ada disana. Setelah mengantongi Surat Ijin dari BKSDA, baru kita menuju pos nelayan yg akan menyeberangkan ke P. Sempu. Tanpa surat ijin, kita tidak akan diseberangkan oleh para nelayan disitu. Perjalanan dari Pantai Sendang Biru ke P. Sempu memakan waktu kurang lebih 15 menit.



Pada umumnya dalam menjelajah ke Pulau Sempu bisa melewati 2 jalur, yakni

• Jalur timur diperuntukkan bagi para pecinta alam yang menyukai tantangan dan berniat untuk memutari area Pulau Sempu. Setidaknya ada 4 medan yang akan kita temui bila melewati jalur ini, yakni susur hutan, susur rawa, sisir tebing, dan susur pantai. Jalur timur melewati Pantai Waru-Waru – Telaga Lele – Telaga Sat – Pantai Kura-Kura – Pantai Pasir Panjang – Pantai Kembar 1 – Pantai Kembar 2 – Segara Anakan – Teluk Semut.

• Jalur barat diperuntukkan bagi para “wisatawan” yang ingin menikmati keindahan segara anakan. Jalur ini relatif sudah nyaman untuk dilalui, karena jalur ini seperti buatan manusia yang sudah sering dilewati. Jalur barat melwati Teluk Semut – Segara Anakan – Teluk Semut.
Kami memilih jalur timur untuk dilalui. Dan kami membaginya menjadi beberapa trip:



Start dari Pantai Waru-waru, pantai indah dengan ciri-ciri ada batang pobon yang menjorok ke pantai menuju Telaga Lele. Jalan setapak yang dulunya masih mudah sekarang telah tertutup pohon tumbang. Potong kompas dan tebas hutan kami lakukan untuk melewati medan ini. Dan untuk melewati medan ini, pastikan menggunakan baju lapangan lengkap dari atas sampai bawah (tutup kepala, slayer, kaos lengan panjang, kaos tangan, celana panjang, sepatu). Kurang lebih 2,5 jam kami sampai di Telaga Lele. Telaga yang konon bila kita memancing disana, ikannya harus dimakan disana, dan tidak boleh dibawa pulang. Perjalanan dilanjutkan menuju Telaga Sat. Cukup mudah, cukup cepat dan cukup mengerikan karena melalui hutan dengan vegetasi rapat. Kurang lebih 1 jam cukup untuk sampai di Telaga ASat. Telaga ASat merupakan telaga yang airnya tinggi saat musim penghujan dan surut saat kemarau. Hati-hati bila musim hujan, karena jalan setapak dipinggir danau tertutup air. Kami harus berputar-putar selama 2 jam untuk melewati telaga ini untuk menemukan jalan selajutnya. Susur rawa merupakan medan antara Telaga Asat dan Pantai Kura-kura. Trip 1 berakhir indah ketika terlihat pantai dengan karang berbentuk mirip kura-kura. Melepas penat setelah seharian menebas hutan belantara. Alhamdulillah!
*Saran saja, bila berniat beristirahat disana, ada sebuah tebing yang berbentuk gua, bisa untuk membangun tenda, terlindung dari badai, hujan, dan angin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar