Senin, 18 Juni 2012

Masyarakat Kota dan Desa


  Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.

   Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Masyarakat desa biasanya masih menjunjung tinggi nilai-nilai yang tradisional atau erat kaitannya dengan adat-istiadat orang terdahulu sehingga cenderung hidup masih membutuhkan sesama yang biasa terlihat bergotong-royong, hal ini disebabkan karena adanya hubungan atau ikatan batin sesama sehingga setiap individu akan menolong individu yang membutuhkan tanpa pamrih karena mereka menganggap bahwa mereka masih saudara. Masyarakat pedesaan biasanya juga memiliki sifat kolektivisme yaitu ajaran yang tidak menghendaki adanya hak milik perseorangan, baik berupa modal, tanah, atau alat produksi. Barang tersebut diatas harus dijadikan kepemilikan bersama kecuali bahan konsumsi.

   Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.  Cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.

   Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
 
   Pada umumnya masyarakat kota lebih maju karena diikuti dengan adanya variasi pekerjaan , dan pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata dengan karakteristik lebih individual, memiliki sifat lebih individual, keduniaan dan modern. Sebagai contoh lain adalah di perkotaan biasanya sifat gotong royong atau sifat kebersamaan sudah mulai memudar. Hal ini terjadi karena masyarakat modern biasanya memiliki pola pikir ‘lo ya lo dan gue ya gue’. Masyarakat kota juga cenderung memiliki sifat heterogen yaitu keadaan berbagai unsur yg berbeda sifat atau berlainan jenis dan didalamnya terdapat keanekaragaman.Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.Pada umumnya orang kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.  interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
 
   Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.